BAB
I
PENDAHULUAN
Tumbuhan adalah suatu
kesatuan hidup yang terdiri dari berbagai macam organ yang melaksanakan
fungsinya masing-masing. Dalam mempelajari struktur dan fungsi organ tertentu,
seseorang harus meninjau dari konteks tumbuhan secara kesuluruhan, hanya dengan
cara penelaahan setiap organ secara terpisah akan mempunyai arti penuh.
Tumbuhan yang sekarang hidup umumnya termasuk dalam salah satu dari dua
golongan yang berkembang biak dari biji. Dua golongan ini adalah jenis tumbuhan
Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae menghasilkan biji telanjang,
maksudnya biji telanjang tidak dikelilingi bakal buah atau buah.
Masa pertumbuhan tanaman
yang pertama kali dikenal
dengan istilah perkecambahan yang berarti munculnya plantula atau tanaman kecil dari dalam
biji.
Kecambah
mempunyai bagian yang disebut dengan calon tunas atau plumulae dan calon akar
atau radikal yang selanjutnya disebut promeristem. Proses pendewasaan atau
pematangan disebut dengan istilah deferensiasi. Deferensiasi dapat diartikan
sebagai proses perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya. Hasil
proses diferensiasi dapat menghasilkan jaringan. Jaringan adalah sel-sel yang
membentuk bentuk dan fungsi sama yang merupakan kumpulan sel-sel tersebut.
Jaringan-jaringan itu bersatu dengan fungsi tertentu dan membentuk suatu alat
tubuh atau organ dengan adanya koordinasi antara system organ.
Praktikum Biologi dengan materi Pengenalan Jaringan Tumbuhan bertujuan untuk mengenal jaringan tumbuhan, yaitu mengetahui
berbagai sel jaringan yang ada pada akar dan batang tumbuhan, membedakan sel
jaringan tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Manfaat praktikum ini
adalah praktikan dapat
mengenal struktur daun, batang, dan akar dengan pengamatan secara langsung,
melihat perbedaan Jaringan-jaringan tumbuhan, serta dapat membedakan struktur jaringan tumbuhan
dikotil dan tumbuhan monokotil.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengertian Jaringan
Jaringan merupakan suatu kumpulan sel yang bentuk dan
fungsinya sama (Sutrian dan Cipta, 2004). Aktivitas pembelahan sel selama fase
pertumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
Jaringan dewasa dapat dibedakan lagi berdasarkan bentuk dan fungsinya, yaitu
jaringan epidermis, jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan
pengangkut tumbuhan. Fungsi jaringan bergantung penataan
dan koordinasi jaringan yang mendirikannya (Radiopoetro, 2000). Tumbuhan
monokotil memiliki akar serabut tidak berkambium dan pembuluh angkut yang
terlalu teratur sedangkan tulang daunnya menjari (Cahyana, 2003). Akar tumbuhan
dikotil dilindungi oleh semacam tudung akar disebut kaliptra dan tidak memiliki
kaliptrogen pada ujung akar (Salisbury
et
al.,
1995).
Akar dikotil mempunyai kambium sebagai meristem sekunder,
sedangkan akar jagung monokotill tidak mempunyai kambium (Fried, 2000).
2.2.
Macam
– macam Jaringan Tumbuhan
2.2.1. Jaringan Dikotil
2.2.2.1
Jaringan Meristem,
jaringan meristem mampu membelah terus dan membentuk
sel-sel baru (Sutrian dan Cipta, 2004).
Jaringan meristem merupakan
jaringan yang tetap bersifat embrional, yaitu memiliki kemampuan untuk terus
membelah diri tak terbatas. Menurut asalnya, meristem dibedakan menjadi
meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer adalah jaringan meristem
yang sel-selnya berkembang dari sel-sel embrional membelah secara mitosis dan
menghasilkan pertumbuhan primer pada tumbuhan, yang menyebabkan tumbuhan dapat
bertambah tinggi. Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang
berkembang dari jaringan dewasa yang telah terdiferensiasi, tetapi aktif
membelah. Jaringan meristem akan menghasilkan partumbuhan sekunder yang
menyebabkan batang menjadi bertambah besar. Meristem berdasarkan letaknya dapat
dibedakan menjadi meristem apikal yang terdapat pada ujung–ujung pokok batang
dan cabang serta ujung akar, meristem interkalar yang terdapat diantara
jaringan dewasa, misalnya pada ruas batang, dan meristem lateral yang terletak
sejajar dengan pembentukan organ. Sel–sel penyusun jaringan meristem berdinding
tipis, penuh dengan protoplasma, isodiometris, dan vakuola relatif kecil
(Pratiwi, 2004).
2.2.1.2 Jaringan epidermis, jaringan epidermis melindungi jaringan sel di seblah
dalam (Sutrian dan Cipta, 2004). Epidermis merupakan bagian terluar dari tubuh
tumbuhan dan sel-selnya hidup. Jaringan epidermis berfungsi untuk melindungi
tumbuhan dari kekeringan dan infeksi. Sel-sel epidermis berbentuk kotak,
tersusun rapat, tidak berklorofil. Bentuk khusus sel epidermis yang telah
berubah struktur dan fungsinya diantaranya adalah stomata (Pratiwi,
2004).
2.2.1.3 Jaringan parenkim, jaringan parenkim tersususun oleh sel-sel hidup yang
aktif melakukan kegiatan, berbentuk bulat dengan diameter bervariasi. Jaringan
parenkim membentuk daging buah, membentuk endosperm, menyimpan makanan cadangan
(pada mesofil), sebagai penyokong tubuh bila vakuolanya berisi air (pada
tumbuhan lunak seperti bayam) (Sutrian dan Cipta, 2004). Parenkim terdiri dari
kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda–beda. Sel–sel
parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah
dewasa, sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel
yang tipis dan lentur. Sel parenkim mengalami penebalan, berbentuk kubus atau
memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar, selnya banyak memiliki
ruang antarsel, dapat membelah, dan dapat terspesialisasi menjadi berbagai
jaringan yang memiliki fungsi khusus (Prihastanti, 2003).
2.2.1.4 Jaringan
Penyokong, jaringan
penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas banyak sel kolenkim
dan sklerenkim (Pratiwi, 2004). Jaringan kolenkim adalah jaringan yang terdiri
dari sel–sel hidup yang memiliki selulosa tebal yang terletak pada bagian
terluar batang dan urat daun, serta berfungsi sebagai penyokong dan memperkuat
organ. Jaringan sklerenkim terdiri atas sel – sel mati yang tebal karena adanya
penumpukan lignin pada dindingnya. Berfungsi sebagai penyokong tubuh tumbuhan
(Sutrian dan Cipta, 2004).
2.2.1.5 Jaringan pengangkut, jaringan pengangkut terbentuk dari sel–sel yang
kedudukan atau letaknya membentang menurut arah pengangkutan. Kedudukan yang
demikian nampak sebagai rangkaian sel, seakan–akan ada pembuluh–pembuluh di
dalam organ tumbuhan dan mewujudkan suatu sistem jaringan. Jaringan pengangkut
tumbuhan terdiri dari sel xilem dan floem (Sutrian dan Cipta, 2004). Jaringan
xilem terdapat pada bagian kayu tanaman. Fungsinya untuk menyalurkan air dari
akar menuju daun. Xilem terdiri dari unsur trakeal, serabut xilem yang
terdiri dari sel–sel panjang dan ujungnya runcing, parenkim kayu yang berisi
berbagai zat cadangan makanan. Jaringan floem yang berfungsi menyalurkan zat
makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Floem terdiri dari pembuluh
tipis yang berbentuk tabung, sel pengiring, serabut floem dengan ujung yang
berhimpit dan berukuran panjang, dan parenkim floem yang selnya hidup memiliki
dinding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah halaman (Pratiwi, 2004).
2.2.2. Jaringan Monokotil
2.2.2.1. Jaringan meristem, jaringan meristem terdiri dari sel-sel yang senantiasa
membelah. Jaringan meristem terdapat di ujung batang dan ujung akar dan disebut
meristem apikal atau meristem primer. Jaringan meristem juga terdapat pada ruas-ruas batang
dan batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Jaringan ini disebut
meristem lateral atau meristem sekunder. Meristem lateral
pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae terdapat pada kambium. Menurut
Sudjadi (2005) bahwa epidermis batang, sel-sel jaringan ini akan menebal dan
dilapisi oleh kutikula mak fungsi utama epidermis batang sebagai pelindung. Aktivitas meristem apikal menghasilkan pertumbuhan
memanjang pada batang atau akar. Per-tumbuhan yang dihasilkan disebut
pertumbuhan primer. Aktivitas meristem lateral menyebabkan bertambahnya
ukuran diameter batang atau memanjangnya ruas-ruas batang. Pertumbuhan yang
dihasilkan disebut pertumbuhan sekunder Fungsi utama sel-sel meristem adalah
mitosis. Sel-selnya berdinding tipis dan kecil tanpa vakuola tengah dan tidak
ada ciri-ciri khusus (Pratiwi, 2004).
2.2.2.2 Jaringan epidermis, epidermis tersusun atas sel-sel yang rapat satu sama
lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, memanjang sejajar dengan sumbu
akar, pada penampang melintang berbentuk bulat (Pratiwi, 2004).
Ciri-ciri epidermis yaitu yaitu letak selnya rapat tidak rapat ditembus air,
selnya hidup dan dapat ditembus udara. Selain sebagai pelindung epidermis
berfungsi sebagai tempat keluar masuknya O2 dan CO2. Menurut Sudjadi (2005)
bahwa epidermis batang, sel-sel jaringan ini akan menebal dan dilapisi oleh
kutikula. Fungsi utama epidermis batang sebagai pelindung.
2.2.2.3 Jaringan parenkim, sel-sel parenkim besar-besar berdinding tipis dan
biasanya mempunyai vakuola tengah, kaya akan ruang antar sel (Pratiwi, 2004).
Jaringan parenkim ada dua yaitu parenkim karang, merupakan tempat menyimpan
hasil fotosintesis untuk sementara waktu dan parenkim palisade yang
mempunyai klorofil untuk fotosintesis. Menurut Sudjadi (2005)
bahwa epidermis batang, sel-sel jaringan ini akan menebal dan dilapisi oleh
kutikula. Fungsi utama epidermis batang sebagai pelindung.
2.2.2.4 Jaringan penyokong, jaringan penyokong merupakan jaringan yang memberi
kekuatan pada pertumbuhan tanaman. Jaringan penyokong ada dua yaitu jaringan
kolenkim, jaringan yang berdinding tebal bahwa epidermis batang,
sel-sel jaringan ini akan menebal dan dilapisi oleh kutikula mak fungsi utama
epidermis batang sebagai pelindung (Sudjadi, 2005). Sel-sel ini memberi tunjangan mekanis bagi
tumbuhan. Jaringan sklerenkim merupakan sel-sel sklerenkim yang mengalami
penebalan dari zat lignin (Pratiwi, 2004).
2.2.2.5. Jaringan pengangkut, jaringan pengangkut terdapat pada tumbuhan tingkat
tinggi. Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang letaknya membentang
menurut arah pengangkutan dan seakan-akan ada pembuluh-pembuluh di dalam organ
tumbuhan dan mewujudkan suatu sistem jaringan (Pratiwi, 2004). Jaringan
pengangkut terdiri dari xylem untuk mengangkut air dan garam mineral dalam
tanah dari akar ke daun dan floem untuk mengangkut makanan dan hormon ke
seluruh tubuh. Epidermis batang, sel-sel jaringan ini
akan menebal dan dilapisi oleh kutikula. Fungsi utama epidermis batang sebagai
pelindung (Sudjadi, 2005).
Selain itu pada tumbuhan
juga tersusun jaringan Pembuluh sebagai berikut:
1.
Trakeid, selnya berujung meruncing dan terdapat penebalan
dinding sel yang merupakan bagiandari xylem pada tumbuhan berkayu.
2. Pembuluh
Tapis, Terdiri dari satu
deretan memanjang dari sel-sel yang memiliki dinding bujung berpori halus.
3. Trakea,
Selnya berpenebalan dinding dan berderet memanjang
sejajar sumu tanah, Dinding ujung masing-masing sel berlubang sehingga
merupakan suatu saluran
Trakeid dan Trakea merupakan bagian dari Xylem,
Sedangkan Pembuluh Tapis merupakan bagian dari Floem.
Pada tumbuhan berpembuluh dapat dibedakan menjadi :
1. Akar
,karena fungsi akar untuk menangkap air dengan
garam-garam yang terlarut dari tanah,sehinggan pada akar terdapat : Rambut akar
untuk menghisa air terdapat pada akar muda. Serta lapisan dalam korteks
yang merupakan epididimis yaitu selapis sel-sel yang berfungsi untuk mengatur
masuknya air kedalam jaringan pembuluh.
2. Batang, Jaringan pembuluh teratur dalam berkas pembuluh
dimana masing-masing berkas terdiri dari berkas Floem didalam dan Xylem diluar.
Pada tumbuhan Dikotil Berkas Pembuluh terletak dalam satu lingkaran,sedangkan Monokotil
tampak tersebar.
3. Daun, Daun terdiri dari sel-sel yang telah
menyesuaikandiri untuk macam-macam peranan. Pada umumnya daun berbentuk lebar
sesuai dengan fungsi utamanya yaitu Fotosintesis. Untuk mengurangi penguapan
epididimis dilapisi kutikula ( lapisan lilin). Sedangkan Stomata untuk mengatur
penguapan serta penukaran gas
BAB III
METODOLOGI
Praktikum Biologi yang dilaksanakan pada hari senin,30 September 2013
pukul 11.00-13.00 dengan materi mengenai pengenalan jaringan pada tumbuhan di
Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan dan Pertanian,
Universitas Diponegoro,Semarang.
3.1. Materi
Pada praktikum mengenai jaringan pada tumbuhan ini membutuhkan beberapa
alat praktikum. Alat praktikum yang digunakan dalam praktikum Biologi kali ini
adalah Mikroskop yang mana untuk mengamati jaringan. Kaca objek dan kaca
penutup sebagai tempat untuk meletakkan preparat akar jagung dan akar kacang
tanah awetan. Alat tulis untuk menggambar dan menulis hasil laporan pengamatan.
Bahan-bahan yang digunakan adalah akar jagung dan akar kacang tanah yang
disediakan dalam bentuk preparat awetan.
3.2. Metode
Dalam percobaan kali ini kami mengamati akar jagung dan akar kacang tanah
yang telah disediakan dalm bentuk awetan. Mengamati preparat awetan tersebut
dibawah micrsokop dengan mencari titik fokus peresaran 40 kali dan 10 kali.
Menggambar struktur jaringan akar kacang dan jagung yang telah diketemukan
titik fokusnya. Menjelaskan perbedaan tanaman Dikotil dan tanaman Monokotil.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Penampang struktur Akar tanaman Jagung
Bedasarkan hasil pengamatan jaringan akar tanaman jagung,didapatkan hasil
pengamatan sebagai berikut.
Perbesaran
10 kali
|
Perbesaran
40 kali
|
Sumber : Data primer Praktikum Biologi,2013.
Ilustrasi
4,Penampang Jaringan Akar Jagung.
Keterangan : 1.
Epidermis
2.
Floem
3.
Xylem
Berdasarkan hasil praktikum pengenalan jaringan, pengamatan tentang akar
jaringan tanaman jagung dengan perbesaran 10x terlihat adanya endodermis,
korteks, epidermis, xylem dan floem. Pembuluh xylem mempunyai dinding tebal,
sedangkan floem dinding ujungnya berlubang. Xylem dan floem merupakan jaringan
campuran. Tumbuhan monokotil memiliki akar serabut. Hal ini
sesuai dengan pendapat dari Cahyana
(2003) yang menyatakan bahwa tumbuhan monokotil memiliki akar serabut tidak
berkambium dan pembuluh angkut yang terlalu teratur sedangkan tulang daunnya
menjari. Hal ini didukung oleh Pratiwi (2004) yang mengatakan jaringan pengangkut terbentuk
dari sel-sel yang letaknya membentang menurut arah pengangkutan dan seakan-akan
ada pembuluh-pembuluh di dalam organ tumbuhan dan mewujudkan suatu sistem
jaringan.
Berdasarkan hasil praktikum pengenalan jaringan, pengamatan tentang akar
jaringan tanaman jagung dengan perbesaran 40x bagian-bagian yang terlihat sama
seperti saat pengamatan dengan perbesaran 10x, yaitu adanya korteks, xylem dan
floem, hanya saja ini terlihat lebih jelas. Epidermis terletak dibagian terluar
dari sel. Dalam pengamatan letak xulem terletak di bagian tengah. Korteks
terletak dibagian luar endodermis. Endodermis terletak di tengah. Hal ini
sesuai dengan pendapat dari Pratiwi (2004) yang menyatakan bahwa lapisan
endodermis akar terletak di korteks yang berupa sebaris sel yang tersusun rapat
tanpa ruang antar sel. Hal ini juga
sesuai dengan pendapat Cahyana (2003) yang menyatakan bahwa tumbuhan monokotil
memiliki akar serabut tidak berkambium dan pembuluh angkut yang terlalu teratur
sedangkan tulang daunnya menjari.
4.1. Penampang struktur Akar tanaman kacang
tanah.
Bedasarkan hasil pengamatan jaringan akar tanaman jagung,didapatkan hasil
pengamatan sebagai berikut.
Perbesaran
10 kali
|
Perbesaran
40 kali
|
Sumber : Data Primer Praktikum Biologi,2013
Ilustrasi
5, Penampang Jaringan Akar Kacang Tanah
Keterangan :
.
Berdasarkan hasil praktikum, pengamatan akar jaringan tanaman kacang
tanah dengan perbesaran 10x terlihat adanya dinding sel, xylem dan floem,
epidermis dan korteks. Terlihat adanya cambium. Tumbuhan dikotil mempunyai akar
tunggang. Irisan melintang akar muda memperlihatkan struktur sel dan jaringan
penyusun akar, yaitu epidermis, korteks, xilem, floem, dan empulur. Hal ini sesuai dengan pendapat Fried (2000) yang
mengatakan bahwa susunan akar tumbuhan dikotil dilindungi oleh semacam tudung
akar disebut kaliptra dan tidak memiliki kaliptrogen pada ujung akar. Akar kacang tanah mempunyai
kambium vaskuler dan kambium gabus yang berperan dalam proses penebalan akar
dan menghasilkan xilem dan floem. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sudjadi (2005) bahwa tumbuhan dikotil khususnya
batang terdiri dari dinding sel, membran sel, epidermis sebagai pelindung,
pembuluh angkut (xilem dan floem) yang bertipe kolateral terbuka (antara xilem
dan floem terdapat kambium) dan disebelah dalam jaringan pembuluh angkut
disebut empulur.
Berdasarkan hasil praktikum, pengamatan akar jaringan tanaman kacang tanah
dengan perbesaran 40x terlihat adanya membran sel, korteks, xylem dan floem
sama dengan perbesaran 10x hanya saja perbesaran 40x terlihat lebih
jelas. Perbedaan akar jagung (monokotil) dan akar kacang tanah (dikotil)
adalah xilem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat,
tersusun seperti bentuk bintang dengan empulur yang kecil atau tanpa empulur,
sedangkan pada tumbuhan monokotil xilem dan floem letaknya berselang-seling. Hal ini sesuai dengan pendapat Fried (2000) yang
mengatakan bahwa susunan akar tumbuhan dikotil dilindungi oleh semacam tudung
akar disebut kaliptra dan tidak memiliki kaliptrogen pada ujung akar. Akar kacang (dikotil)
mempunyai kambium sebagai meristem sekunder, sedangkan akar jagung
(monokotil) tidak mempunyai kambium.
4.3. Perbedaan Monokotil Dan Dikotil
Pada tumuhan monokotil batang memiliki ukuran yang sama batang sampai
ujung tanaman monokotil tidak memiliki cabang pemuluh ikatan tertutup,tidak
berkambium memiliki akar serabut, biki berkeping dan berkeping tiga ( Saktiyono
et al, 1989 ). Tumbuhan monokotil batangnya tidak bercabang, mempunyai ruas
batang,ikatan pembuluh tersebar dan bertipe kolateral tertutup, sedangkan
akarnya tidak berkambium,tidak mempunyai stele, dan ikatan pembuluh konsentris
( Pratiwi,1994 ). Sedangkan pada tanaman Dikotil Xylem merupakan organel yang
digunakan untuk sirkulasi air dan mineral dari tanah ke akar kemudian menuju ke
arah daun. Epidermis adalah tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat tanpa
ruang antar sel. Epidermis dapat membentuk derivat antara lain menjadi sel
silika dan sel gabus ( Poedjadi et al,1994 ). Tumbuhan Dikotil mempunyai
kambium,embrio yang terdiri atas Kotiledon,kelopak bunga yang mempunyai
kelipatan besar ( Isnaeni et al,2006 ).
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Bedasarkan praktikum yang
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa tumbuhan jagung mempunyai akar serabut ,Struktur akar tersusun
atas jaringan epidermis, jaringan dasar berupa korteks, endodermis, empulur,
dan berkas pembuluh, xylem dan floem
menyebar atau tidak teratur pada akarnya, akar tumbuhan jagung tidak bercabang,
batang tumbuhan kacang tanah bercabang, organel yang dimiliki Jagung juga
dimiliki oleh tumbuhan kacang tanah yang memiliki kambium. Secara umum juga
struktur akar tersusun atas epidermis. Perbedaan akar monokotil dan akar
dikotil adalah xylem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder
pusat, dengan empulur yang kecil atau tanpa empulur, sedangkan pada tumbuhan
monokotil xylem dan floem letaknya berselang-seling. Perbedaan akar monokotil
dan dikotil adalah pada akar dikotil terdapat empulur (silinder pusat).selain
itu pada akar tumbuhan kacang tanah juga terdapat xylem dan floem serta
mempunyai kambium. Kambium yang tumbuh ke dalam disebut xylem sedangkan kambium
yang tumbuh ke luar disebut floem dengan susunan xylem dan floemnya teratur
atau tidak menyebar.
5.2. Saran
Berdasarkan praktikum pengamatan
jaringan, praktikan harus mengamati jaringan-jaringan tumbuhan dengan cermat
dan teliti, agar bagian-bagiannya dapat terlihat jelas dan diharapkan lebih
hati-hati dalam penggunaan alat-alat praktikum dan juga lebih fokus ketika
sedang mengamati struktur jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah. Utamakan
keselamatan kerja,Berhati-hati dalam mmenggunakan peralatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyana, D. 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Isnaeni, wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius, Yogyakarta.
Kimball, JW. 1991. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Prihastanti, E. 2000. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas MIPA .UNDIP,
Semarang.
Pratiwi, P. A. 2004. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Pratiwi,SM. 2004. Buku Penuntun Biologi. Erlangga, Jakarta.
Saktiyono. 1989. Biologi. Bumi Aksara, Jakarta
Salisbury. 1995. Plant Physiology. Wadsworth Publishing Company,
California.
Sutrian, Yayan dan Cipta, Rineke. 2004. Pengantar Anatomi
Tumbuh-tumbuhan
( Tentang sel dan jaringan), Jakarta.
Yatim, Dr. Wildan. 1991. Biologi Modern Biologi Sel. Tarsito,
Bandung