Minggu, 13 Oktober 2013

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI MENGENAI JARINGAN PADA TANAMAN

BAB I
PENDAHULUAN
            Tumbuhan adalah suatu kesatuan hidup yang terdiri dari berbagai macam organ yang melaksanakan fungsinya masing-masing. Dalam mempelajari struktur dan fungsi organ tertentu, seseorang harus meninjau dari konteks tumbuhan secara kesuluruhan, hanya dengan cara penelaahan setiap organ secara terpisah akan mempunyai arti penuh. Tumbuhan yang sekarang hidup umumnya termasuk dalam salah satu dari dua golongan yang berkembang biak dari biji. Dua golongan ini adalah jenis tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae menghasilkan biji telanjang, maksudnya biji telanjang tidak dikelilingi bakal buah atau buah. Masa pertumbuhan tanaman yang pertama kali dikenal dengan istilah perkecambahan yang berarti munculnya plantula atau tanaman kecil dari dalam biji.
            Kecambah mempunyai bagian yang disebut dengan calon tunas atau plumulae dan calon akar atau radikal yang selanjutnya disebut promeristem. Proses pendewasaan atau pematangan disebut dengan istilah deferensiasi. Deferensiasi dapat diartikan sebagai proses perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya. Hasil proses diferensiasi dapat menghasilkan jaringan. Jaringan adalah sel-sel yang membentuk bentuk dan fungsi sama yang merupakan kumpulan sel-sel tersebut. Jaringan-jaringan itu bersatu dengan fungsi tertentu dan membentuk suatu alat tubuh atau organ dengan adanya koordinasi antara system organ.
            Praktikum Biologi dengan materi Pengenalan Jaringan Tumbuhan bertujuan untuk mengenal jaringan tumbuhan, yaitu mengetahui berbagai sel jaringan yang ada pada akar dan batang tumbuhan, membedakan sel jaringan tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Manfaat praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal struktur daun, batang, dan akar dengan pengamatan secara langsung, melihat perbedaan Jaringan-jaringan tumbuhan, serta dapat membedakan struktur jaringan tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Pengertian Jaringan
Jaringan merupakan suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama (Sutrian dan Cipta, 2004). Aktivitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa dapat dibedakan lagi berdasarkan bentuk dan fungsinya, yaitu jaringan epidermis, jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut tumbuhan. Fungsi jaringan bergantung penataan dan koordinasi jaringan yang mendirikannya (Radiopoetro, 2000). Tumbuhan monokotil memiliki akar serabut tidak berkambium dan pembuluh angkut yang terlalu teratur sedangkan tulang daunnya menjari (Cahyana, 2003). Akar tumbuhan dikotil dilindungi oleh semacam tudung akar disebut kaliptra dan tidak memiliki kaliptrogen pada ujung akar (Salisbury et al., 1995).  Akar dikotil mempunyai kambium sebagai meristem sekunder, sedangkan akar jagung monokotill tidak mempunyai kambium (Fried, 2000).
2.2.       Macam – macam Jaringan Tumbuhan
2.2.1.    Jaringan Dikotil
2.2.2.1 Jaringan Meristem, jaringan meristem mampu membelah terus dan membentuk sel-sel baru (Sutrian dan Cipta, 2004). Jaringan meristem merupakan jaringan yang tetap bersifat embrional, yaitu memiliki kemampuan untuk terus membelah diri tak terbatas. Menurut asalnya, meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer adalah jaringan meristem yang sel-selnya berkembang dari sel-sel embrional membelah secara mitosis dan menghasilkan pertumbuhan primer pada tumbuhan, yang menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi. Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah terdiferensiasi, tetapi aktif membelah. Jaringan meristem akan menghasilkan partumbuhan sekunder yang menyebabkan batang menjadi bertambah besar. Meristem berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi meristem apikal yang terdapat pada ujung–ujung pokok batang dan cabang serta ujung akar, meristem interkalar yang terdapat diantara jaringan dewasa, misalnya pada ruas batang, dan meristem lateral yang terletak sejajar dengan pembentukan organ. Sel–sel penyusun jaringan meristem berdinding tipis, penuh dengan protoplasma, isodiometris, dan vakuola relatif kecil (Pratiwi, 2004).
2.2.1.2 Jaringan epidermis, jaringan epidermis melindungi jaringan sel di seblah dalam (Sutrian dan Cipta, 2004). Epidermis merupakan bagian terluar dari tubuh tumbuhan dan sel-selnya hidup. Jaringan epidermis berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari kekeringan dan infeksi. Sel-sel epidermis berbentuk kotak, tersusun rapat, tidak berklorofil. Bentuk khusus sel epidermis yang telah berubah struktur dan fungsinya diantaranya adalah stomata (Pratiwi, 2004).
2.2.1.3 Jaringan parenkim, jaringan parenkim tersususun oleh sel-sel hidup yang aktif melakukan kegiatan, berbentuk bulat dengan diameter bervariasi. Jaringan parenkim membentuk daging buah, membentuk endosperm, menyimpan makanan cadangan (pada mesofil), sebagai penyokong tubuh bila vakuolanya berisi air (pada tumbuhan lunak seperti bayam) (Sutrian dan Cipta, 2004). Parenkim terdiri dari kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda–beda. Sel–sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa, sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis dan lentur. Sel parenkim mengalami penebalan, berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar, selnya banyak memiliki ruang antarsel, dapat membelah, dan dapat terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus (Prihastanti, 2003).
2.2.1.4 Jaringan Penyokong, jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas banyak sel kolenkim dan sklerenkim (Pratiwi, 2004). Jaringan kolenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel–sel hidup yang memiliki selulosa tebal yang terletak pada bagian terluar batang dan urat daun, serta berfungsi sebagai penyokong dan memperkuat organ. Jaringan sklerenkim terdiri atas sel – sel mati yang tebal karena adanya penumpukan lignin pada dindingnya. Berfungsi sebagai penyokong tubuh tumbuhan (Sutrian dan Cipta, 2004).
2.2.1.5 Jaringan pengangkut, jaringan pengangkut terbentuk dari sel–sel yang kedudukan atau letaknya membentang menurut arah pengangkutan. Kedudukan yang demikian nampak sebagai rangkaian sel, seakan–akan ada pembuluh–pembuluh di dalam organ tumbuhan dan mewujudkan suatu sistem jaringan. Jaringan pengangkut tumbuhan terdiri dari sel xilem dan floem (Sutrian dan Cipta, 2004). Jaringan xilem terdapat pada bagian kayu tanaman. Fungsinya untuk menyalurkan air dari akar menuju daun. Xilem terdiri dari unsur trakeal, serabut  xilem yang terdiri dari sel–sel panjang dan ujungnya runcing, parenkim kayu yang berisi berbagai zat cadangan makanan. Jaringan floem yang berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Floem terdiri dari pembuluh tipis yang berbentuk tabung, sel pengiring, serabut floem dengan ujung yang berhimpit dan berukuran panjang, dan parenkim floem yang selnya hidup memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah halaman (Pratiwi, 2004).
2.2.2.     Jaringan  Monokotil
2.2.2.1. Jaringan meristem, jaringan meristem terdiri dari sel-sel yang senantiasa membelah. Jaringan meristem terdapat di ujung batang dan ujung akar dan disebut meristem apikal atau meristem primer. Jaringan meristem juga terdapat pada ruas-ruas batang dan batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Jaringan ini disebut meristem lateral atau meristem sekunder. Meristem lateral pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae terdapat pada kambium. Menurut Sudjadi (2005) bahwa epidermis batang, sel-sel jaringan ini akan menebal dan dilapisi oleh kutikula mak fungsi utama epidermis batang sebagai pelindung. Aktivitas meristem apikal menghasilkan pertumbuhan memanjang pada batang atau akar. Per-tumbuhan yang dihasilkan disebut pertumbuhan primer. Aktivitas meristem lateral menyebabkan bertambahnya ukuran diameter batang atau memanjangnya ruas-ruas batang. Pertumbuhan yang dihasilkan disebut pertumbuhan sekunder Fungsi utama sel-sel meristem adalah mitosis. Sel-selnya berdinding tipis dan kecil tanpa vakuola tengah dan tidak ada ciri-ciri khusus (Pratiwi, 2004).
2.2.2.2 Jaringan epidermis, epidermis tersusun atas sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, memanjang sejajar dengan sumbu akar, pada penampang melintang berbentuk bulat (Pratiwi, 2004). Ciri-ciri epidermis yaitu yaitu letak selnya rapat tidak rapat ditembus air, selnya hidup dan dapat ditembus udara. Selain sebagai pelindung epidermis berfungsi sebagai tempat keluar masuknya O2 dan CO2. Menurut Sudjadi (2005) bahwa epidermis batang, sel-sel jaringan ini akan menebal dan dilapisi oleh kutikula. Fungsi utama epidermis batang sebagai pelindung.
2.2.2.3 Jaringan parenkim, sel-sel parenkim besar-besar berdinding tipis dan biasanya mempunyai vakuola tengah, kaya akan ruang antar sel (Pratiwi, 2004). Jaringan parenkim ada dua yaitu parenkim karang, merupakan tempat menyimpan hasil fotosintesis  untuk sementara waktu dan parenkim palisade yang mempunyai klorofil untuk fotosintesis. Menurut Sudjadi (2005) bahwa epidermis batang, sel-sel jaringan ini akan menebal dan dilapisi oleh kutikula. Fungsi utama epidermis batang sebagai pelindung.
2.2.2.4 Jaringan penyokong, jaringan penyokong merupakan jaringan yang memberi kekuatan pada pertumbuhan tanaman. Jaringan penyokong ada dua yaitu jaringan kolenkim, jaringan yang berdinding tebal bahwa epidermis batang, sel-sel jaringan ini akan menebal dan dilapisi oleh kutikula mak fungsi utama epidermis batang sebagai pelindung (Sudjadi, 2005).  Sel-sel ini memberi tunjangan mekanis bagi tumbuhan. Jaringan sklerenkim merupakan sel-sel sklerenkim yang mengalami penebalan dari zat lignin (Pratiwi, 2004).
2.2.2.5. Jaringan pengangkut, jaringan pengangkut terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi. Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang letaknya membentang menurut arah pengangkutan dan seakan-akan ada pembuluh-pembuluh di dalam organ tumbuhan dan mewujudkan suatu sistem jaringan (Pratiwi, 2004). Jaringan pengangkut terdiri dari xylem untuk mengangkut air dan garam mineral dalam tanah dari akar ke daun dan floem untuk mengangkut makanan dan hormon ke seluruh tubuh. Epidermis batang, sel-sel jaringan ini akan menebal dan dilapisi oleh kutikula. Fungsi utama epidermis batang sebagai pelindung  (Sudjadi, 2005).
            Selain itu pada tumbuhan juga tersusun jaringan Pembuluh sebagai berikut:
1.      Trakeid, selnya berujung meruncing dan terdapat penebalan dinding sel yang merupakan bagiandari xylem pada tumbuhan berkayu.
2.      Pembuluh Tapis, Terdiri dari satu deretan memanjang dari sel-sel yang memiliki dinding bujung berpori halus.
3.      Trakea, Selnya berpenebalan dinding dan berderet memanjang sejajar sumu tanah, Dinding ujung masing-masing sel berlubang sehingga merupakan suatu saluran
Trakeid dan Trakea merupakan bagian dari Xylem, Sedangkan Pembuluh Tapis merupakan bagian dari Floem.
Pada tumbuhan berpembuluh dapat dibedakan menjadi :
1.      Akar ,karena fungsi akar untuk menangkap air dengan garam-garam yang terlarut dari tanah,sehinggan pada akar terdapat : Rambut akar untuk menghisa air terdapat pada akar muda. Serta lapisan dalam korteks yang merupakan epididimis yaitu selapis sel-sel yang berfungsi untuk mengatur masuknya air kedalam jaringan pembuluh.
2.      Batang, Jaringan pembuluh teratur dalam berkas pembuluh dimana masing-masing berkas terdiri dari berkas Floem didalam dan Xylem diluar. Pada tumbuhan Dikotil Berkas Pembuluh terletak dalam satu lingkaran,sedangkan Monokotil tampak tersebar.
3.      Daun, Daun terdiri dari sel-sel yang telah menyesuaikandiri untuk macam-macam peranan. Pada umumnya daun berbentuk lebar sesuai dengan fungsi utamanya yaitu Fotosintesis. Untuk mengurangi penguapan epididimis dilapisi kutikula ( lapisan lilin). Sedangkan Stomata untuk mengatur penguapan serta penukaran gas   


BAB III
METODOLOGI
Praktikum Biologi yang dilaksanakan pada hari senin,30 September 2013 pukul 11.00-13.00 dengan materi mengenai pengenalan jaringan pada tumbuhan di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,Semarang.
3.1.      Materi
            Pada praktikum mengenai jaringan pada tumbuhan ini membutuhkan beberapa alat praktikum. Alat praktikum yang digunakan dalam praktikum Biologi kali ini adalah Mikroskop yang mana untuk mengamati jaringan. Kaca objek dan kaca penutup sebagai tempat untuk meletakkan preparat akar jagung dan akar kacang tanah awetan. Alat tulis untuk menggambar dan menulis hasil laporan pengamatan. Bahan-bahan yang digunakan adalah akar jagung dan akar kacang tanah yang disediakan dalam bentuk preparat awetan. 
3.2.      Metode
            Dalam percobaan kali ini kami mengamati akar jagung dan akar kacang tanah yang telah disediakan dalm bentuk awetan. Mengamati preparat awetan tersebut dibawah micrsokop dengan mencari titik fokus peresaran 40 kali dan 10 kali. Menggambar struktur jaringan akar kacang dan jagung yang telah diketemukan titik fokusnya. Menjelaskan perbedaan tanaman Dikotil dan tanaman Monokotil.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Penampang struktur Akar tanaman Jagung
            Bedasarkan hasil pengamatan jaringan akar tanaman jagung,didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut.
Perbesaran 10 kali
Perbesaran 40 kali
Sumber : Data primer Praktikum Biologi,2013.
Ilustrasi 4,Penampang Jaringan Akar Jagung.

Keterangan :    1. Epidermis
                        2. Floem
                        3. Xylem
                       
Berdasarkan hasil praktikum pengenalan jaringan, pengamatan tentang akar jaringan tanaman jagung dengan perbesaran 10x terlihat adanya endodermis, korteks, epidermis, xylem dan floem. Pembuluh xylem mempunyai dinding tebal, sedangkan floem dinding ujungnya berlubang. Xylem dan floem merupakan jaringan campuran. Tumbuhan monokotil memiliki akar serabut. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Cahyana (2003) yang menyatakan bahwa tumbuhan monokotil memiliki akar serabut tidak berkambium dan pembuluh angkut yang terlalu teratur sedangkan tulang daunnya menjari. Hal ini didukung oleh Pratiwi (2004) yang mengatakan jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang letaknya membentang menurut arah pengangkutan dan seakan-akan ada pembuluh-pembuluh di dalam organ tumbuhan dan mewujudkan suatu sistem jaringan.
            Berdasarkan hasil praktikum pengenalan jaringan, pengamatan tentang akar jaringan tanaman jagung dengan perbesaran 40x bagian-bagian yang terlihat sama seperti saat pengamatan dengan perbesaran 10x, yaitu adanya korteks, xylem dan floem, hanya saja ini terlihat lebih jelas. Epidermis terletak dibagian terluar dari sel. Dalam pengamatan letak xulem terletak di bagian tengah. Korteks terletak dibagian luar endodermis. Endodermis terletak di tengah. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Pratiwi (2004) yang menyatakan bahwa lapisan endodermis akar terletak di korteks yang berupa sebaris sel yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cahyana (2003) yang menyatakan bahwa tumbuhan monokotil memiliki akar serabut tidak berkambium dan pembuluh angkut yang terlalu teratur sedangkan tulang daunnya menjari.

4.1.      Penampang struktur Akar tanaman kacang tanah.
            Bedasarkan hasil pengamatan jaringan akar tanaman jagung,didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut.
Perbesaran 10 kali
Perbesaran 40 kali
Sumber : Data Primer Praktikum Biologi,2013
Ilustrasi 5, Penampang Jaringan Akar Kacang Tanah
Keterangan :


.


Berdasarkan hasil praktikum, pengamatan akar jaringan tanaman kacang tanah dengan perbesaran 10x terlihat adanya dinding sel, xylem dan floem, epidermis dan korteks. Terlihat adanya cambium. Tumbuhan dikotil mempunyai akar tunggang. Irisan melintang akar muda memperlihatkan struktur sel dan jaringan penyusun akar, yaitu epidermis, korteks, xilem, floem, dan empulur. Hal ini sesuai dengan pendapat Fried (2000) yang mengatakan bahwa susunan akar tumbuhan dikotil dilindungi oleh semacam tudung akar disebut kaliptra dan tidak memiliki kaliptrogen pada ujung akar. Akar kacang tanah mempunyai kambium vaskuler dan kambium gabus yang berperan dalam proses penebalan akar dan menghasilkan xilem dan floem. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sudjadi (2005) bahwa tumbuhan dikotil khususnya batang terdiri dari dinding sel, membran sel, epidermis sebagai pelindung, pembuluh angkut (xilem dan floem) yang bertipe kolateral terbuka (antara xilem dan floem terdapat kambium) dan disebelah dalam jaringan pembuluh angkut disebut empulur.
            Berdasarkan hasil praktikum, pengamatan akar jaringan tanaman kacang tanah dengan perbesaran 40x terlihat adanya membran sel, korteks, xylem dan floem sama dengan perbesaran 10x hanya saja perbesaran 40x terlihat lebih jelas.  Perbedaan akar jagung (monokotil) dan akar kacang tanah (dikotil) adalah xilem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang dengan empulur yang kecil atau tanpa empulur, sedangkan pada tumbuhan monokotil xilem dan floem letaknya berselang-seling. Hal ini sesuai dengan pendapat Fried (2000) yang mengatakan bahwa susunan akar tumbuhan dikotil dilindungi oleh semacam tudung akar disebut kaliptra dan tidak memiliki kaliptrogen pada ujung akar.  Akar kacang (dikotil) mempunyai kambium sebagai meristem sekunder, sedangkan akar jagung  (monokotil) tidak mempunyai kambium.

4.3.      Perbedaan Monokotil Dan Dikotil
            Pada tumuhan monokotil batang memiliki ukuran yang sama batang sampai ujung tanaman monokotil tidak memiliki cabang pemuluh ikatan tertutup,tidak berkambium memiliki akar serabut, biki berkeping dan berkeping tiga ( Saktiyono et al, 1989 ). Tumbuhan monokotil batangnya tidak bercabang, mempunyai ruas batang,ikatan pembuluh tersebar dan bertipe kolateral tertutup, sedangkan akarnya tidak berkambium,tidak mempunyai stele, dan ikatan pembuluh konsentris ( Pratiwi,1994 ). Sedangkan pada tanaman Dikotil Xylem merupakan organel yang digunakan untuk sirkulasi air dan mineral dari tanah ke akar kemudian menuju ke arah daun. Epidermis adalah tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Epidermis dapat membentuk derivat antara lain menjadi sel silika dan sel gabus ( Poedjadi et al,1994 ). Tumbuhan Dikotil mempunyai kambium,embrio yang terdiri atas Kotiledon,kelopak bunga yang mempunyai kelipatan besar ( Isnaeni et al,2006 ).       
           






















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.      Kesimpulan
Bedasarkan praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa tumbuhan jagung mempunyai akar serabut ,Struktur akar tersusun atas jaringan epidermis, jaringan dasar berupa korteks, endodermis, empulur, dan berkas pembuluh, xylem dan floem menyebar atau tidak teratur pada akarnya, akar tumbuhan jagung tidak bercabang, batang tumbuhan kacang tanah bercabang, organel yang dimiliki Jagung juga dimiliki oleh tumbuhan kacang tanah yang memiliki kambium. Secara umum juga struktur akar tersusun atas epidermis. Perbedaan akar monokotil dan akar dikotil adalah xylem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, dengan empulur yang kecil atau tanpa empulur, sedangkan pada tumbuhan monokotil xylem dan floem letaknya berselang-seling. Perbedaan akar monokotil dan dikotil adalah pada akar dikotil terdapat empulur (silinder pusat).selain itu pada akar tumbuhan kacang tanah juga terdapat xylem dan floem serta mempunyai kambium. Kambium yang tumbuh ke dalam disebut xylem sedangkan kambium yang tumbuh ke luar disebut floem dengan susunan xylem dan floemnya teratur atau tidak menyebar.

5.2.      Saran
            Berdasarkan praktikum pengamatan jaringan, praktikan harus mengamati jaringan-jaringan tumbuhan dengan cermat dan teliti, agar bagian-bagiannya dapat terlihat jelas dan diharapkan lebih hati-hati dalam penggunaan alat-alat praktikum dan juga lebih fokus ketika sedang mengamati struktur jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah. Utamakan keselamatan kerja,Berhati-hati dalam mmenggunakan peralatan praktikum.







DAFTAR PUSTAKA
Cahyana, D. 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Isnaeni, wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius, Yogyakarta.
Kimball, JW. 1991. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Prihastanti, E. 2000. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas MIPA .UNDIP, Semarang.
Pratiwi, P. A. 2004. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Pratiwi,SM. 2004. Buku Penuntun Biologi. Erlangga, Jakarta.
Saktiyono. 1989. Biologi. Bumi Aksara, Jakarta
Salisbury. 1995. Plant Physiology. Wadsworth Publishing Company, California.
Sutrian, Yayan dan Cipta, Rineke. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan
            ( Tentang sel dan jaringan), Jakarta.
Yatim, Dr. Wildan. 1991. Biologi Modern Biologi Sel. Tarsito, Bandung



Tidak ada komentar:

Posting Komentar