Minggu, 13 Oktober 2013

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MENGENAI SEL

BAB 1
PENDAHULUAN
Ilmu yang mempelajari tetntang sel disebut juga sitologi. Sitologi mempelajari semua sel dalam makhluk hidup baik yang bersel satu maupun yang bersel banyak. Sel-sel tersebut berkumpul dan berkoordinasi membentuk suatu jaringan yang telah mengalami spesialisasi. Sel adalah suatu suatu satuan yang dinamis oleh karena itu selalu mengalami perubahan. Perubahan sel dapat berupa pertambahan volume karena adanya proses pertumbuhan maupun perubahan fungsi misalnya karena proses deferensial. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dalam makhluk hidup. Sel dapat digolongkan menjadi dua, sel prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik adalah sel yang belum mempunyai inti, sedangkan eukariotik yang telah memiliki inti. Sel pada makhluk hidup dapat dibedakan antara sel hewan dengan sel tumbuhan yang mana pada makhluk hidup ini mempunyai ciri-ciri masing-masing baik dari segi bentuk sel maupun Organel sel yang menyusun sel.
            Tujuan praktikum pengenalan sel yaitu dapat mempelajari dan mengenali struktur sel, ukuran sel dan bentuk serta dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan yang dilihat secara struktural yaitu melalui pengamatan secara mikroskopis. Manfaat praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bentuk dan struktur tiap sel yang bervariasi luas sesuai dengan fungsinya masing-masing baik pada hewan maupun tumbuhan.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Pengertian sel
Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup, yang berarti sel mampu melakukan pertumbuhan dan reproduksi ( Sumadi, 2007).Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan ameba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen yang disebut organel.
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun demikian, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi yang disebut biologi sel.
2.2.      Bentuk dan Ukuran Sel
                2.2.1.  Sel tumbuhan
Ukuran sel berkisar antara 0,2 µ sampai 200 mm. Volume sel juga bervariasi tergantung ukurannya. Suatu sel yang berfungsi harus mempunyai ukuran minimum yang dapat menyelubungi semua organela dan makromolekul yang diperlukan untuk aktivitas sel. Sebaliknya ukuran maksimum sel tergantung beberapa faktor antara lain hubungan sitoplasmik nukleair, area permukaan dan volume, aktivitas intraseluler dan metabolisme. Ukuran bentuk sel mikroskopis dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop ukurannya 10-100 mikro dan sel yang sedang memperbanyak diri diameternya berkisar antara 20-30 mikro. Kebanyakan sel tumbuhan berukuran 0,001 dan 0,1 mikron jadi tergolong koloid. Bentuknya seperti gelondong, cakram, dll (Prihansanti, 2003).
2.2.2.      Sel Hewan
            Sel hewan merupakan organisme hidup, contohnya amoeba, makhluk air tawar yang mempunyai ukuran sekitar 300 µm melintang (kira-kira sebesar titik). Makhluk hidup yang mempunyai ukuran sebesar titik ini dapat melakukan semua fungsi kehidupan. Bentuknya sepert kolomner, polihatra, dll. Semua sel hewan pada dasarnya merupakan struktur yang dinamis, dengan organel dan sunbstansi lain yang terus bergerak. Pergerakan dalam sel dapat terjadi karena adanya rangka sel yang disebut sitoskeleton. Sitoskeleton memiliki beberapa peran penting, yaitu mempertahankan bentuk sel dan menyelenggarakan pergerakan sel baik pergerakan sel secara keseluruhan maupun pergerakan organela di dalam sel  (Isnaeni, 2006).
2.3.         Struktur Sel Makhluk Hidup
2.3.1.      Sel tumbuhan
   Membran sel merupakan selaput tipis yang disebut juga plasmalema.
Membran plasma berfungsi mengatur keluar masuknya materi dan melakukan sikap atau reaksi terhadap perubahan-perubahan lingkungan. Membran sel disebut juga membran plasma. Membran sel terdapat disebelah dalam  dinding sel. Membran sel tersusun oleh substansi yang hidup, membran sel merupakan membran yang sangat tipis sehingga hanya dapat divisualisasi dengan pembesaran tinggi yang dicapai dengan mikroskop elektron.
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan berupa butir-butir yang mengandung pigmen atau zat warna. Plastida macamnya yaitu kloroplas, leukoplas dan kromoplas.
Nukleus mempunyai fungsi untuk mengatur kehidupan sel. Biasanya terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Nukleus dipisahkan dari sitoplasma oleh selaput yang lebih tebal daripada membran sel sendiri. Inti mengandung cairan kental daripada sitoplasma yang disebut neukoplasma. Bagian-bagian nucleus terdiri dari karioteka (membran inti), kaliolimfa (cairan inti), nukleolus (anak inti).
Sentriol merupakan satu kesatuan yang disebut sentrosom. Sentriol berduplikasi untuk membentuk benda basal silia dan flagella. Sentriol berisi mikrotubulus yang terdiri dari Sembilan triplet, terletak di dekat nukleus dan berperan besar dalam pembelahan sel.
Peroksisom mirip dengan lisosom, kecuali bahwa enzim-enzim yang terkandung dalam peroksisom memiliki fungsi oksidatif. Peroksisom terlibat dalam deaminasi oksidatif asam amino sebuah reaksi yang rifal bagi konversi protein menjadi senyawa lain. Fungsinya mengkatalis perombakan hydrogen peroksida dan juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat dan dalam perubahan purin dalam sel (Fried, 2006). Stomata mempunyai arti penting dalam proses respirasi. Stomata akan membuka jika ada oksigen yang masuk. Stomata tersusun atas diferensiasi jaringan. Dalam stomata juga terdapat sel-sel pelindung yang berkaitan erat dalam proses respirasi.
2.3.2.      Sel Hewan
Retikulum endoplasma adalah system sangat luas membran di dalam sel. Retikulum endoplasma merupakan saluran kecil di dalam sitoplasma yang dibatasi oleh system membran. Fungsi retikulum endoplasma erat kaitannya dengan system transport pada sintesis protein.
Ribosom merupakan struktur yang paling kecil yang tersuspensi di dalam sitoplasma. Ribosom juga dianggap sebagai kumpulan makro yang tersusun secara tepat, fungsinya dalam sintesis protein. Merupakan struktur terkecil yang tersusun di dalam sitoplasma.
Kompleks Golgi, terdapat hampir pada semua sel hewan dan tumbuhan yang terdiri dari setumpuk saku pipih yang dibatasi membran serta berfungsi untuk sekresi protein, mentrasport dan mengubah secara kimia materi-materi yang terdapat di dalamnya (Kimball, 1994).Lisosom memiliki struktur agak bulat yang dibatasi membrane tunggal yang berfungsi untuk menerima materi yang diambil secara endositosis dan melisis, bagian-bagian atau materi-materi yang tidak terpakai digunakan sebagai pembentuk enzim. Mitokondria merupakan benda-benda bulat yang ukurannya berkisar antara 0,2 µm sampai 5 µm. Membran mitokondria mengandung fosfolipid dan protein. Fungsi mitokondria adalah melakukan oksidasi dalam makanan dan mensitesis ATP  ” peredaran ” energi dalam sel.

           




BAB III
MATERI DAN METODE
            Praktikum Biologi dengan materi pengenalan sel pada makhluk hidup yang dilaksanakan pada hari Senin,30 September 2013 pada pukul 11.00 – 13.00 yang dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan dan Pertanian,Universitas Diponegoro,Semarang.
3.1.      Materi
            Pada Praktikum Biologi dengan materi Pengenalan Sel ini membutuhkan beberapa Materi atau alat. Materi atau alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan sel adalah rambut tangkai tanaman Rhoe discolor, dan sediaan usus tikus putih ( preparat awetan ) sebagai objek pengamatan serta sayatan bawang merah. Sedangkan alat yang digunakan adalah mikroskop untuk mengamati objek dengan pembesaran yang telah ditentukan, kaca objek dan kaca penutup sebagai tempat untuk meletakkan preparat tanaman. Pinset untuk mengambil atau mencabut helai rambut Rhoe discolor. Alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan.
3.2       Metode
   Metode yang dilaksanakan dalam praktikum pengenalan sel adalah dengan membuat sayatan tipis pada lapisan epidermis permukaan bawah daun Rhoe discolor. Kemudian meletakkannya pada kaca objek yang telah ditetesi air dan menutupnya dengan kaca penutup, agar tidak terjadi gelembung udara. Setelah itu mengamati objek di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 kali kemudian 40 kali, mengamati bagian-bagian dengan menggambarnya. Metode yang dilakukan pada Bawang merah tidak berbeda jauh dengan Rhoe Discolor, Sedangkan pada preparat sel awetan. Mengambil preparat sel hewan yang di awetkan. Mengamati objek di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 kali kemudian 40 kali, lalu mengamati bagian-bagian dengan menggambarnya.


         
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Struktur sel Tumbuhan
4.1.1    Struktur Sel Tanaman Rhoe Discolor
            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum pengamatan sel diperoleh hasil sebagai berikut.
Perbesaran 10 kaliDescription: C:\Users\agus\Downloads\biologi 10x.jpg
Perbesaran 40 kali Description: C:\Users\agus\Downloads\biologi sel 40x.jpg
Sumber : Data Primer Praktikum Biologi,2013
Ilustrasi 1,Penampang sel Rhoe Discolor
Keterangan :    1. Sitoplasma
                        2. Membran sel
                        3. Dinding sel
                        4. Nukleus
                        5. Stomata.
           
          Berdasarkan hasil pengamatan rhoe discolor di dapatkan hasil pengamatan bahwa sel antara lain stomata, inti sel, dinding sel, sitoplasma, dan membran sel. Pada praktikum di temukan stomata yang berfungsi sebagai berlangsungnya reaksi kimia dan dinding sel yang berfungsi sebagai pelindung isi sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyana (2003) yang menyatakan bahwa di dalam sel tumbuhan terdapat sitoplasma yang berfungsi tempat terjadinya reaksi kimia dalam sel tumbuhan (rhoe discolor). Dinding sel berfungsi sebagai pelindung serta menjaga agar sel bentuknya tetap. Hal ini bersesuaian dengan pendapat Campbell (2002) bahwa sel tumbuhan cenderung mempertahankan bentuknya karena memilki dinding sel. Sitoplasma tersebut mengisi ruangan antara dinding sel dan nukleus. Sesuai dengan pendapat Yatim (1991), yang menyatakan bahwa sitoplasma merupakan cairan yang mengisi ruangan antara dinding sel dan nukleus atau inti sel yang merupakan sistem koloid. Sebagian besar di dalam sitoplasma berisi air yang di dalamnya terlarut banyak melokul kecil dan ion serta sejumlah besar protein.
          Bagian daun Rhoe discolor yang terlihat lagi yaitu nukleus. Nukleus ini terletak di tengah daun Rhoe discolor (berbentuk segienam yang tersusun rapimdan teratur). Hal ini sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (1981), yang menyatakan bahwa nukleus atau inti sel merupakan pengatur seluruh aktivitas sel. Dalam nukleus terdapat nukleolus, kromosom, dan neukloplasma. Nukleolus merupakan anak inti yang menjadi bakal calon nukleus. Kromosom merupakan kumpulan benang kromatin yang di dalamnya terkandung materi genetik. Nukleoplasma adalah sitoplasma yang ada di dalam sel yang berfungsi sebagai katalisator dalam nukleus.
4.1.2.   Struktur sel Bawang Merah
            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum pengamatan sel diperoleh hasil sebagai berikut.
                Perbesaran 10 kali            3
                                     1            2
      5
Perbesaran 40 kali
          5                           1         2
Sumber : Data primer Praktikum Biologi,2013
Ilustrasi 2, penampang sel Bawang Merah.
Keterangan :    1. Dinding Sel
                        2. Sitoplasma
                        3. Stomata
                        4. Membran Sel
            Berdasarkan hasil pengamtan Bawang Merah didapatkan hasil pengamatan sel antara lain dinding sel dan Sitoplasma. Dinding sel merupakan bagian dari sel ( Sumadi dan Maryanti A. 2007 ) yang berfungsi melindungi organel,memberi bentuk sel, dan sebagai tempat tranportasi antar sel. Hal ini sependapat








4.2.      Struktur Sel Hewan Usus Tikus.
            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum pengamatan sel diperoleh hasil sebagai berikut.
Perbesaran 10 kali
Perbesaran 40 kali
Sumber : Data primer praktikum Biologi,2013
Ilustrasi 3, Struktur Sel usus tikus putih.  
            Berdasarkan hasil praktikum terlihat bagia-bagian sel seperti membran sel, sitoplasma, inti sel. Membran sel berfungsi sebagai pembatas antar sel dan sebagi perintang selektif. Hal sesuai dengan pendapat Campbell (2002) bahwa membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Terlihat sel memiliki sebuah nukleus atau inti sel. Hal ini bersesuaian dengan pendapat Sloane (2003)  kebanyakan sel memiliki satu nukleus,  namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang.
            Pada perbesaran 40 kali terlihat pula bagian membran sel dan jonjot, hal ini sama dengan perbesaran 10 kali tetapi bagian lebih terlihat besar dengan menggunakan perbesaran 40 kali. 



4.3.      Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
            pada pengamatan sel tumbuhan dan sel hewan didapatkan beberapa peredaan diantara kedua sel tersebut.
Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
Memiliki Dinding sel
Umumnya memeiliki plastida
Tidak Memiliki Lisosom
Tidak memiliki Sentrosom
Timunan berupa zat pati

Bentuk Tetap
Memiliki Vakuola Besar

Tidak memiliki dinding sel
Tidak memiliki plastida
Memiliki lisosom
Memiliki sentrosom
Timbunan zat berupa lemak dan glokikogen.
Bentuknya tidak tetap
Pada hewan tertentu tidak memilikivakuola
Sumber:Data Primer Praktikum Biologi, 2011
Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyana (2003) yang menyatakan bahwa perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan terletek pada dinding sel karena pada sel hewan tidak memiliki dinding sel sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel. Sehingga bentuk sel hewan tidak tetap. 
Pendapat ini ditambahkan oleh Nugroho (2006) bentuk sel tumbuhan cenderung tetapsedangkan sel hewan tidak tetap. Hal ini terjadi karena sel tumbuhan memiliki dinding selsedangkan sel hewan tidak memilikinya.







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.      Kesimpulan
            Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa daun rhoe discolor mempunyai sel berbentuk segi enam yang tersusun rapi dengan bagian-bagian selnya antara lain dinding sel, sitoplasma, nukleus, dan stomata. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah tidak adanya dinding sel pada sel hewan dan kloroplas pada sel hewan juga.Pada sel hewan tidak terdapat dinding sel sehingga bentuk sel hewan tidak tetap.

5.1. Saran
Menyarankan pada praktikan yang akan melakukan praktikum pengenalan sel agarlebih cermat dan teliti saat melakukan pengamatan. Praktikum yang dilakukan jangan sampai ada yang terlewatkan. Menggunakan silet pada saat membuat sayatan hendaknya berhati-hati, karena jika tidak behati-hati silet akan melukai jari.
           









DAFTAR PUSTAKA
Cahyana.D. 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Campbell, N.A., Reece, J.B. & Mitchell, L.G. (2002). Biologi. Diterjemahkan

                              oleh R. Lestari dkk. (edisi ke-5, jilid 1).
                  Kimbal,J.W.1998. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta
                  George H,Fred.2006.Biologi Edisi Kedua.Jakarta
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan.  Kanisius, Yogyakarta.
Kimball, J.W. 1998.Biologi Jilid I Edisi kelima. Erlangga, Jakarta.
Pratiwi, P.A.2004. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Sumadi dan Maryanti. 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu, Yogyakarta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar